Tidak banyak yang mengetahui bahwa bangunan sumur Gumuling yang berada dalam satu komplek dengan taman sari ini sebenarnya adalah sebuah masjid bawah tanah yang digunakan pada masa kejayaan Keraton Yogyakarta. untuk menuju seumur gumuling dulu ada dua buah jalan yaitu melalui gerbang barat dan gerbang timur. Sebenarnya gerbang-gerbang ini adalah bagian dari urung-urung(gorong-gorong) menuju ke sumur gumuling. Gerbang barat sekarang hanya tinggal sisa-sisanya saja demikian juga urung-urungnya telah runtuh sehingga tidak mungkin dilewati, sedangkan gerbang timur masih dalam kondisi yang cukup baik dan urung-urungnyapun masih bisa dilewati.
Sumur Gumuling merupakan bangunan mesjid yang memiliki banyak filosofi dari segi arsitekturnya. pintu utama sumur gumuling hanya terdapat satu buah sehingga unutk masuk dan keluar harus menggunakan pintu yang sama. hal tersebut mengandung filosofi banhwa manusia hidup berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. sumur yang dimaksud itu sebndiri ada di tengah tengah bangunan dan diatasnya terdapat tangga untuk menuju ke lantai dua. tanggal tersebut ada lima yang mengacu pada jumlah rukun islam, empat diantaranya menuju ketengah membentuk pelataran kecil dan sati tanggal lainnya menghubungkan ke lantai dua. Maksudnya satu tangga keatas menunjukkan bilamanan kita telah "mampu" maka kita bisa menunaikan Rukun Islam yang ke-5 yaitu menunaikan ibadah haji. pada lantai 2 terdapat 4 jendela yang mengartikan mata angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar